Indonesia Keluar dari PBB, Mengapa?

Mengapa Indonesia keluar dari PBB tentunya bukan tanpa alasan yang jelas. Organisasi internasional terdiri dari berbagai macam, sesuai dengan bidang yang akan dikelola.

Beberapa di antaranya adalah WHO yang menangani masalah kesehatan, PBB yang terfokus pada hubungan antar negara, dan organisasi lainya.

Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif mengikuti dan menjadi anggota dari beberapa organisasi internasional, termasuk PBB. Namun, pada tahun 1966 Indonesia sudah tidak bergabung lagi dengan PBB karena alasan tertentu. Apa yang menyebabkan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB?

Mengapa Indonesia Keluar dari PBB?

Perserikatan Bangsa- Bangsa atau PBB merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, Indonesia pernah keluar dari organisasi ini di tahun 1966.

Alasan keluarnya Indonesia dari PBB adalah :

Penetapan Malaysia Setelah Menjadi Anggota Dewan Keamanan PBB

Malaysia adalah salah satu negara yang dijajah oleh pemerintahan Inggris. Ketika Malaysia menjadi negara sendiri, kemerdekaannya merupakan hasil dari pemberian Inggris di tahun 1956. Namun, kemerdekaan tersebut membuat Malaysia ingin membentuk sebuah negara Federasi.

Soekarno yakin jika Malaysia masih menjadi negara boneka untuk Inggris. Ketika berada di keanggotaan PBB, Malaysia menjadi salah satu kandidat dewan keamanaan. Hal inilah yang membuat Soekarno menolaknya mati-matian.

Jika Malaysia ditetapkan menjadi dewan keamanaan PBB, maka Asia Tenggara tidak memiliki istabilitas keamanan karena dikendalikan oleh negara Inggris. Meskipun secara terang-terangan menolak, tetapi Malaysia tetap menjadi bagian dari dewan keamanan tersebut.

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia semakin memanas dan akhirnya Soekarno secara tegas mengundurkan diri dari keanggotaan PBB. Hal tersebut dilakukan demi menyelamatkan keutuhan dan kedamaian NKRI sekaligus kawasan Asia Tenggara.

Soekarno Khawatir dengan Perdamaian NKRI

Kekhawatiran Soekarno bermula dari adanya rencana pembentukan Persektuan Tanah Melayu yang terdiri dari Singapura, Serawak, Sabah, dan Bruinei. Federasi Malaysia ini dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang memungkinkan terjadinya penjajahan kembali.

Malaysia telah mendapatkan kemerdekaan dari Inggris di tahun 1956, tetapi Soekarno khawatir jika wilayah Malaya akan dijadikan Pangkalan Militer Barat untuk kawasan Asia Tenggara. Hal ini tentu saja mampu mengganggu keamanan dan stabilitas Asis Tenggara itu sendiri.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Filipina yang memandang federasi Malaysia bisa membahayakan keutuhan negara-negara serumpun di Asia Tenggara.

Leave a Comment